Artikel

SEJARAH DESA LOPANA

25 Juli 2025 15:18:59  Administrator KKT  2 Kali Dibaca  Berita Desa

KKT UNSRAT 143 DESA LOPANA

 

SEJARAH DESA LOPANA

            Asal mulanya penduduk desa lopana adalah berasal dari Tombasian dan Tompaso. Kedatangan mereka pada pertama kalinya hanya untuk bertani, berhubung mereka tiba pada satu daerah yang belum ada penghuninya. Disamping itu ternyata sekitar daerah Desa lopana Belum ada yang menempati.

            Hal ini yang mempengaruhi mereka hingga terbentuklah 1 pemukiman, maka mereka itu menempati sekitar Umawale dan juga lama kelamaan penghuni Umawale ini semakin banyak. Umawale ini berada di bagian selatan Desa Lopana yang ada sekarang. Sebab-sebabnya mereka tidak langsung bertempat tinggal disekitar desa yang ada, sebeb mereka takut bertempat tinggal di tepi pantai berhubung mereka adalah petani dan di samping itu pula mereka takut kepada pelaut-pelaut Mindanau yang sering datang menangkap orang untuk dijual dan dijadikan budak.

            Penghuni Umawale semakin bertambah banyak dan untung tak dapat diraih malang tak dapat diduga maka terjadilah suatu  perselisihan antara penghuni Umawale, disebabkan karena penghuni daerah berasal dari 2 daerah, maka terjadilah perselisihan, dan kelompok yang berselisih berpindah ke Tuis di sebalah Selatan Umawale. Perselisihan mereka yang tidak habis juga disebabkan karena penghuni/kelompok Umawale merasa tidak senang karena kelompok penghuni Tuis mengotori sungai yang di gunakan oleh penghuni Umawale untuk dimasak dan air minum, karena tempat dari Umawale dan Tuis dibatasi oleh sungai Pontu.

            Karena dendam tak lepas maka kelompo Umawale bersatu untuk menyerang penghuni Tuis, pada akhirnya penghuni Tuis tidak dapat bertahan atas serangan penghuni Umawale maka mereka memutuskan untuk meninggalkan Tuis, lalu mereka berpindah tempat mencari Daerah yang baik/aman dan agak jauh untuk didiami, karena penduduk masih mengejar.

            Disitulah penghuni Tuis Lopana ini diam dan menetap serta merupakan penduduk asli Desa Mariri. Dan akhirnya Penghuni Tuis tiba pada suatu tempat yaitu Mariri lama yang asal kata kampung itu ma-eri-eri yang artinya dikejar-kejar.

            Proses Pembetukan Desa

            Setelah pendudukan pemerintah Belanda sudah teratur di Minahasa kira-kira pada abad 16, Pemerintah Belanda mengumumkan agar semua perkampungan-perkampungan yang letaknya agak jauh dari jalur jalan raya supaya mengambil tempat perkampungandi sekitar jalan raya. Pada waktu itu Pemimpin/Tonans Umawale turun mencari tempat untuk dijadikan kampung yang baru, yaitu pada desa lopana yang ada sekarang.

            Jadi pembentukan Desa Lopana terbentuk pada tahun 1660 dan diberi nama LOPANA yang artinya LOPAK adalah RATA NA atau tempat yang rata.

            Tokoh pendiri Desa Lopana ialah Dotu Kumajas.penduduk mula Desa Lopana berasal dari Tombasian dan Tompaso dansesuai dengan perkembangan sekarang ini bertambah penduduk Desa Lopana laki-laki 614 perempuan 584 jumlah selurunya 1198 jiwa.

            Setelah pemerintah Desa Lopana memperhatikan keadaan perkampungan yang mulai sempit, pemerintah desa mengusulkan kepada pemerintah atasan untuk diberikan pelebaran kampong, maka pada tahun 1965 diadakan pelebaran kampong yaitu didaerah Malebu ialah kampong baru jaga IV sekarang. Dan kampong tua dan kintal-kintal baru di jaga IV dibatasi oleh sungai pantu. Jaga ini letaknya disebelah selatan barat daya kampong tua. Pada kenyabakan penduduk Jaga IV sekarang berasal dari kepulauan Sangihe Talaud ada juga dari kampong tua. Perekonomian mata pencaharian/hasil produksi dan perkembangannya dari dahuku sampai sekarang selain hasil kebun dan nelayan yang cukup menjalin kehidupan masyarakat. Disamping itu masyarakat untuk menyadari akan mengikuti pada keanggotaan BUUD/KUD.

            Sejarah Pemerintahan dan Perkembangannya

            Pada waktu itu sebelum terbentuk desa pemerintahan pada waktu itu dikenal dengan dengan Tonaas sebagai pemangku adat pada satu kelompok masyarakat. Dan pemangku adat ini  yang disebut Tonaas yaitu seorang yang dianggap kuat dan mengerti juga kebijaksaan untuk menghadapi tantangan dari dalam maupun dari luar dan di bantu oleh beberapa anggota yang juga dianggap kuat serta bijaksana.

            Perkembangan pemerintah setelah terbentuk desa jauh berbeda dengan keadaan pemerintahan sebelum terbentuk pemerintah. Sesudah terbentuk desa di pimpin oleh seorang kepala desa/Hukum Tua dan keadaan masyarakat sudah lebih teratur dan sudah ada tata tertib desa dan semua kegiatan masyarakat sudah terorganisisr melalui administrasi desa. Dan seorang Hukum Tua harus dipilih oleh masyarakat dan juga dibantu oleh seorang Jurutulis dan Kepala Jaga dan Wewenang.

Susunan Pemerintahan/Hukum Tua Desa Lopana sejak terbentuk desa:

  1. Mewengkang ……  s/d 1888            10.  George Mokalu                1987
  2. Pua ……  s/d 1908
  3. Izmail Sangkey 1908 s/d 1928
  4. Herling Korah 1928 s/d 1936
  5. Moses Lumentow 1936 s/d 1952
  6. Andrie Mintjo 1952 s/d 1965
  7. Daniel Ratu 1965 s/d 1968
  8. Petrus Adam 1968 s/d 1976
  9. Gerson Kimbal 1976 s/d 1987

Agama / Kepercayaan Orang-Orang Tua Dulu Kala dan Kepercayaan sekarang

Agama dan kepercayaan orang tua-tua dulu agama kafir, dan mereka percaya dan menyembah gunung-gunung dan percaya bunyi-bunyi burung hantu dan memberikan makan kepada opo diujung meja untuk memintah berkat dalam usaha-usaha mereka dan juga memintah penjagaan dari semua bahaya dan penyakit. Agama dan kepercayaan sekarang sangat berbeda dengan dahulu, sekarang percaya kepada Tuhan yang maha esa dan percaya kepada Tuhan Jesus Kristus sebagai juru selamat penebus dosa-dosa manusia.

      Golongan agama yang di adakan di Desa Lopana sekarang ialah :

  1. Golongan Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) jumlah penganut 996 orang pimpinananya Pendeta G.Runtukahu
  2. Golongan Gereja Pantekosta di Indonesia di Lopana berjumlah 194 orang. Pemimpinnya Gembala S.Pangkay.
  3. Katholik 6 orang. Tidak ada pemimpin.
  4. Islam 1 orang.

Adat istiadat dahulu mengenai kelahiran, perkawinan, membangun rumah, senabung kayu, panen, dan laringan-larangan tidak diketahui lagi. Adat istiadat ulu yang dapat diang lagi ialah mengenai kedukaan yang mana orang-orang dulu kalau ditimpa dengan kedukaan seluru keluarganya di haruskan memakai pakaian hitam menandakan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian dari seorang keluarganya dan bila mayat akan dibawa keperkuburan keluarga bersama masyarakat turut mengiringnya sampai ketempat perkuburan.

Pada keadaan masa sekarang masih sedikit mirip dengan tradisi orang tua dahulu. Mengenai perkawinan sekarang pertama-tama harus melalui peminangan kepada orang tua si wanita lalu melangsungkan perkawinan. Dan untuk pemberi nama bagi anak-anak laki-laki Alo. Kalo bagi anak perempuan diberi nama Ene atay Mene.

Upacara adat pelantikan pejabat

Dari dahulu tidak diketahui lagi. Dan sekarang upacara-upacara pengresmian bangunan dan oemverian nama anak diadakan upacara Gerejani. Tempat-tempat bersejarah, benda peninggalan purba, batu bersejarah, goa, alat perang, barang-barang antic, alat-alat kesenian dan lain-lain tidak ada lagi.

Cerita-cerita rakyat tidak ada yang diketahui lagi sekarang. Keparawisataan yaitu tempat-tempat hiburan/rekrasi, hotel tidak ada, waruga ada terletak dibekas kediaman penghuni lama dan juga Lopana 1 sekarang.

 

 

Pendidikan :

Untuk sekolah yang telah ada sampai pada saat ini adalah sebagai berikut :

  1. SD GMIM LOPANA

Sekolah ini adalah sekolah yang oertama dan disusun oleh yayasan pendidikan Kristen GMIM Jmeaat Lopana dan resminya berdiri yaitu sesuai SK. BKDH MINAHASA tanggal 24 Oktober 1956. Dan sekolah ini adalah merupakan bekas-bekas dari sekolah rakyat.

 

KESENIAN

Desa Lopana tidak kalah juga dibidang kesenian dimana terdapat seni suara vocal group. Musik bantu clarinet dan tarian tradisional yang saat dahulu  belum berkembang seperti yang diharapkan, misalnya maengket, cakalele. Karena desa ini ada juga suku dari kepulauan sangihe Talaud  maka ada juga kesenian yang bernama Tari Tagonggong.

Berbicara bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat adalah bahasa darah Tontemtoan yang disebut Sumonder, dan juga bahasa Sangihe Talaud yang banyak memakainya adalah di dusun IV.

Pribahasa dan pantun-pantu serta ungkapan-ungkapan sudah hamper punah. Dalam jenis permainan olah raga rakyat adalah bola kaki, bola voli, tenis meja, bulu tangkis, catur, bridge serta juga ispel sebagai permainan rakyat yang masih dilakukan.

Perkembangan bangunan yang ada yakni ada yang diusahakan pemerintah seperti Irigasi, Proyek Air Bersih, dan Proyek Penghijauan, serta proyek yang dilaksanakan oleh Swadaya masyarakat seperti jalan-jalan desa/dusun.

 

PENUTUP

Demikian Penulisan sejarah desa ini, berdasarkan informasi dan data yang di peroleh pada buku sejarah Sejarah Desa Lopana Kacamatan Tombasian 1988 dan wawancara warga beserta staf-staf desa Lopana. Sejarah ini bukan hanya menjadi catatan masa lalu, tetapi juga menjadi pondasi bagi kita untuk melangkah ke masa depan dengan penuh semangat dan kebanggaan akan warisan leluhur. Semogah cerita dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi sumber inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam menjaga, melestarikan, serta membangun desa kita tercinta menuju kemjuan yang berkelanjutan

 

 

 

 

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image